Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, tidak ambil pusing dengan predikat "pemimpin cengeng dan mudah menangis" yang akhir-akhir ini muncul. Hal itu Risma sampaikan usai bertemu dengan Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis, 20 Februari 2014.
"Biar, ndak apa-apa. Saya sudah katakan, saya ndak urus. Yang penting saya bisa mengurus warga Surabaya," ujar Risma dengan logat Jawa.
Risma menegaskan bahwa adegan menangis dalam satu acara salah satu stasiun televisi swasta bukan karena takut kehilangan jabatan. Tapi ia merasa sedih dengan kehidupan anak-anak di Surabaya.
"Saya itu menangisi anak-anak. Kalau teman-teman tahu apa yang saya kerjakan dengan anak-anak itu, teman-teman saya yakin akan nangis mendengarkan cerita anak-anak itu,"
"Saya menangis itu sebetulnya bukan karena jabatan saya. Ini saya sudah siapkan dari awal. Satu bulan saya jadi wali kota saya sudah mau diturunkan," tuturnya.
Cuma Titipan
Baginya, jabatan adalah titipan. Sebagai orang yang dipilih langsung oleh rakyat, dia hanya mencoba menjalankan amanah sebaik-baiknya. "Karena itu meringankan beban pertanggungan saya di depan Tuhan," kata dia.
Ketika disinggung mengenai apakah ia akan mundur dari jabatannya, Risma belum bisa memastikan. "Saya sampaikan ke pak Priyo, nanti ada saatnya," katanya.
Kabar Rismaharini mundur dari jabatan wali kota Surabaya membuat heboh jagat politik tanah air. Rumor yang berkembang, alasan Risma hendak mundur karena banyak tekanan dan ada konflik internal di tubuh partai dalam pemilihan wakil walikota yang menggantikan Bambang DH, wakil walikota yang berpasangan dengan Risma saat pilkada
Sumber : vivanews
0 komentar