Tradisi Sekaten Keraton Surakarta
![]() |
| grebeg mulud atau grebeg gunungan mulud 2014 |
Sekaten adalah salah satu tradisi
Keraton Surakarta yang paling dikenal dan ditunggu kehadirannya setiap tahun.
Tradisi yang telah digelar sejak era raja-raja terdahulu sejatinya adalah
sebuah upacara peringatan lahirnya Nabi Muhammad SAW
yang dianggap sebagai tuntunan bagi umat manusia. Nama tradisi ini berasal dari kata dalam Bahasa Arab, Syahadatain,
(dua kalimat Syahadat, yakni persaksian umat Islam bahwa Tiada Tuhan
selain Allah dan Nabi Muhammad adalah
Utusan Allah), rutin diselenggarakan oleh
pihak Keraton menjelang hari perayaan lahirnya Sang Penuntun. Yaitu menjelang Maulid
Nabi atau menjelang tanggal 12 bulan Rabiul Awal (Hijrah) atau 12
bulan Mulud (Jawa). Mulainya tradisi Sekaten ditandai dengan
dikeluarkannya dua gamelan pusaka Keraton yaitu, gamelan Kyai Guntur Madu
dan gamelan Kyai Guntur Sari. Kedua gamelan pusaka Keraton ini
nantinya akan ditata di Bangsal Pagongan, Masjid Agung Surakarta,
untuk kemudian dibunyikan selama satu minggu penuh. Terhitung dari tanggal 5
bulan Mulud hingga 11 bulan Mulud.
Dalam tradisi Sekaten Keraton Surakarta
ini masing-masing perangkat gamelan pusaka akan melantunkan dua gending berbeda
secara bergantian. Pertama gending Rambu dimainkan pada Kyai
Guntur Madu sementara Kyai Guntur Sari memainkan gending Rangkung.
Setelah satu seminggu dimainkannya dua gending tadi. Seluruh kegiatan dalam
perayaan ini akan ditutup dengan Grebeg Mulud tepat di hari perayaan Maulid
Nabi di Masjid Agung Surakarta. Grebeg Mulud
inilah yang disebut sebagai upacara adat yang paling
besar dan paling banyak menyedot perhatian masyarakat luas jika dibandingkan
dengan Grebeg Syawal atau Grebeg Besar.
Selain puncak acara Grebeg
dan tabuh gamelan pusaka. Salah satu tontonan yang paling diminati adalah pasar
malam Sekaten. Pasar malam sendiri digelar di Alun-Alun Utara. Khusus
untuk pasar malam biasanya sudah buka jauh hari sebelum Sekaten sendiri digelar
di Masjid Agung Surakarta. Pasar malam yang banyak menyuguhkan tontonan,
hiburan, dan jajanan juga biasa tutup paling akhir meskipun seluruh kegiatan
utama sudah selesai digelar.



0 komentar